Berita

Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Implementasi SPMI di Sekolah Verifikasi

Sebagai tindak lanjut kegiatan pendampingan verifikasi dan validasi mutu pendidikan,  LPMP Bali melaksanakan kegiatan Analisis Hasil Verifikasi Mutu Pendidikan dan Penguatan Pendidikan Karakter bagi 188 Guru/TPMPS Sekolah Verifikasi jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK pada 15 s.d. 17 Nopember 2019.

Kegiatan dibuka Kepala LPMP Bali, I Made Alit Dwitama, ST., M.Pd. didampingi penanggungjawab Kegiatan, I Gede Mastika, SP. selaku Kasi Sistem Informasi, Kasubbag Umum (Roni Karsidi, SH., M.Si.), dan Kasi FPMP LPMP Bali (Dra. Gusti Ayu Sriati, M.Pd.). Kegiatan yang dilaksanakan di salah satu hotel di kawasan Imam Bonjol, Badung  ini mendapat apresiasi yang luar biasa dari peserta dan berharap mereka mendapatkan pendampingan lebih intensif dari LPMP Bali dalam mengimplementasikan SPMI di sekolahnya masing-masing.

Melalui acara pembukaan ini, Alit Dwitama menyampaikan pesan dan mengajak para peserta untuk selalu meningkatkan kompetensinya dalam menghadapi peserta didik yang milenial. Jangan sampai guru ketinggalan informasi.  Di Era Revolusi Industri 4.0, dunia di sekitar akan berubah sangat cepat, lebih cepat dari apa yang dibayangkan. Guru bukan sebagai satu-satunya sumber informasi, akan tetapi salah satu  sumber informasi lainnya adalah  internet. Internet bisa menggantikan  peran guru sebagai pengajar, namun tidak akan pernah dapat menggantikan peran guru sebagai pendidik.

Sebagai seorang pendidik, guru dapat mensuport, mendampingi, dan memotivasi peserta didiknya supaya  mampu mengeluarkan semua potensi dalam dirinya. Di jaman milenial ini, guru dituntut untuk lebih kreatif dan menjadi teladan bagi peserta didik. Kita harus dapat memandang sekolah sebagai tempat untuk membangun kesadaran bagi siswa serta membangun karakter siswa (budi pekerti). Tugas guru menyadarkan, mengingatkan siswa untuk  menjadi anak yang baik, memiliki karakter mulia karena sekolah sebagai tempat penumbuhan karakter, bukan hanya sebagai tempat belajar dan mengajar.

Tantangan guru sangat luar biasa di era Revolusi Industri 4.0. Dengan adanya internet, program PPK kita menjadi lebih tertantang dan guru harus banyak inovasi supaya PPK ini  kuat melindungi peserta didik kita dari hal-hal yang  tidak baik. Sekolah juga harus bisa menelisik apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak serta bagaimana implementasi PPK dan  literasi di sekolah.

Lebih jauh disampaikan pentingnya keberadaan data untuk memberikan informasi yang benar. Jika data salah, maka informasi yang diberikan juga salah.   Jika rapor mutu  memberikan informasi yang salah, maka kebijakan yang dibuat untuk perbaikan juga salah. Data yang dimasukkan melalui instrument E-EDS pengisiannya haruslah benar dan guru harus memahami setiap pernyataan dari instrumen tersebut.  Operator tugasnya membantu memasukkan data pada sistem, bukan untuk menjawab/mengisikan instrumen dari responden.

Kegiatan Analisis Hasil verifikasi Mutu Pendidikan dan Penguatan Pendidikan Karakter ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis data dan menyusun rekomendasi hasil pendampingan implementasi SPMI di sekolah terverifikasi; melakukan pengolahan dan penyajian data  hasil pendampingan implementasi SPMI di sekolah terverifikasi; serta melakukan pengolahan data dan penyusunan rekomendasi  implementasi PPK di sekolah terverifikasi.

SPMI akan dapat berjalan dengan baik jika semua warga sekolah memiliki komitmen dan secara sadar melaksanakan setiap siklus  secara berkelanjutan dan TPMPS merupakan leading sektor peningkatan mutu pendidikan di satuan pendidikan. SPMI bukanlah sebuah proyek, setelah didampingi pihak terkait maka siklusnya akan terhenti. Perlu diingatkan bahwa SPMI merupakan sebuah proses untuk membantu satuan pendidikan dalam meningkatkan mutu secara berkelanjutan untuk mencapai SNP. (pbr)

Selengkapnya

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button