Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-90 dilaksanakan hari ini di kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bali, Jalan Letda Tantular No 14 Denpasar. Upacara diikuti oleh segenap pejabat fungsional, pejabat struktural, staf fungsional umum beserta pegawai non PNS di lingkungan LPMP Bali. Selaku Pembina upacara Kepala LPMP Bali, I Made Alit Dwitama,ST.,M.Pd.
Kepala LPMP Bali membacakan sambutan Pidato Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-90 Tahun 2018 dari Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Dalam sambutan tersebut, tema peringatan Hari Sumpah Pemuda kali ini mengambil tema “Bangun Pemuda Satukan Indonesia”. Tema ini diambil atas dasar pentingnya pembangunan kepemudaan untuk melahirkan generasi muda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,cerdas,kreatif,inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memilik jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ditengah kemajuan teknologi dan informasi yang mengalir deras, ibaratnya bagai dua sisi mata pisau. Disatu sisi bisa memberikan jaminan kecepatan informasi yang memungkinkan para pemuda untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dalam pengembangan sumber daya serta daya saing. Namun di sisi lain mempunyai dampak yang destruktif seperti hoax, hate speech, pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme. Sehingga perlu kemampuan pemuda-pemuda untuk memfilter hal-hal tersebut menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Lebih lanjut, setelah pembacaan sambutan tersebut Kepala LPMP Bali juga mengharapkan agar persatuan dan kesatuan di lingkungan LPMP Bali tetap dijaga. Dengan semangat Hari Sumpah Pemuda, perbedaan agama, suku, dan ras tidak menjadi penghalang kerukunan dan persatuan antar pegawai, sehingga sebagai bagian dari UPT Kemendikbud bisa menjadi contoh membangun kebersamaan dan kesatuan di tengah perbedaan yang bisa terlihat dari penggunaan pakaian adat daerah yang berbeda-beda pada hari selasa minggu pertama dan ketiga tiap bulannya.