Berita

Hari Ke-2 Semarak Hardiknas Tahun 2018

Memasuki hari ke-2 kegiatan Semarak Hardiknas tahun 2018 di LPMP Bali, diisi dengan penampilan pentas seni dan apresiasi sastra. Acara pentas seni dilaksanakan di panggung utama Ruang Sarwa Guna LPMP Bali, diawali dengan penampilan anak-anak PAUD Terpadu Kuncup Mekar SPNF SKB Kabupaten Badung, berupa Gerak tari kreasi. Dengan lincahnya anak-anak PAUD tersebut berlenggak-lenggok mengikuti alunan dan irama music gerak tari Gemu Famire, Pinguin, dan Baby Shark.

Pentas seni selanjutnya dibawakan oleh anak-anak dari SMP Nasional Denpasar, denganmenampilkan tarian “Saraswati Carya” yang dibawakan oleh 5 orang penari yang merupakan siswi SMP Nasional Denpasar. Saraswati Carya merupakan tari kebesaran SMP Nasional Denpasar yang diciptakan terinspirasi dari simbol ilmu pengetahuan dalam konteks Agama Hindu yaitu Dewi Saraswati. Kecantikan ilmu pengetahuan yang melekat pada symbol itu membawa kesan agung yang kemudian diimplementasikan ke dalam gerak-gerak lemah gemulai dengan tetap mempertahankan estetika tari Bali yang dikembangkan. Kata Saraswati Carya mengandung filosofi persembahan Brahmacarya (pelajar) terhadap kemahakuasaan dan keagungan Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan. Diharapkan dengan hadirnya tari Saraswati Carya ini,para pelajar (Brahmacarya) semakin memahami serta selalu memohon bimbingan dan anugerah Sang Hyang Aji Saraswati dalam setiap aktivitas menuntut ilmu pengetahuan. Ide tari ini ialah guru-guru SMP Nasional Denpasar yaitu Drs I Nyoman Sudana yang menmukan inspirasi tarinya, Raka Sukma Dewi, S.Sn sebagai penata tari, dan Komang Wahyu Dinata, S.Sn., M.Si, sebagai penata tabuh.

Berikutnya adalah penampilan dari anak-anak SMPN 4 Tegallalang Gianyar yang mementaskan tabuh pepanggulan, dilanjutkan dengan penampilan Tari Bapang Barong Ket, yang merupakan simbol kemenangan dan kebaikan Dharma yang dianggap sebagai manifestasi dari banaspati raja/raja hutan, diikuti dengan penampilan tari Jauk Manis, dan diakhiri dengan pementasan tari topeng keras, topeng tua, dan penasar.
Pada waktu yang bersamaan bertempat di Ruang Sarwa Guna II LPMP Bali, dilaksanakan kegiatan Forum Diskusi Sastra; Diskusi dan Bedah Buku “Sastra Perjalanan dan Perjalanan Sastra” dengan Balai Bahasa Bali sebagai penanggungjawab kegiatan. Forum diskusi ini menghadirkan 50 orang sastrawan dari seluruh bali yang terdiri dari novelis, penyair, pegiat sastra bali modern, komunitas aktivis sastra, dan sastrawan-sastrawan muda dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Pembahas dalam diskusi ini adalah Kepala Balai Bahasa Bali (Drs. I Wayan Tama, M.Hum) dan Akademisi sekaligus jurnalis senior Prof. Dr. I Nyoman Dharma Putra M.Litt dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana. Dalam pembahasannya I Wayan Tama mengajak audiens berjalan-jalan dalam dinamika perjalanan sastra di Bali dan hubungan antara perjalanan sastra di Indonesia dengan sastra di Bali baik tradisional, modern maupun kontemporer. Selanjutnya Dharma Puta membedah 2 buku yang masing-masing berjudul; Aku Cinta Lovina: Sebuah Novel karya dari Sunaryo Basuki Ks, dan buku Montase: Kumpulan Puisi karya Wayan Jengki Sunarta. Inti dari kedua buku tersebut menurut Dharma Putra mengandung kesamaan ide yaitu sama-sama merupakan sastra perjalanan. Dalam buku Aku Cinta Lovina dikisahkan perjalanan antara orang eropa yang tertarik dengan lovina untuk berwisata dan sekaligus orang bali (Lovina) yang diajak ke eropa untuk melanjutkan pendidikan. sedangkan dalam buku Montase: Kumpulan Puisi, penulis buku mengajak pembaca untuk ikut berjalan-jalan ke tempat yang sudah pernah di kunjungi oleh penulis sekaligus menyelami realitas, ironi, dan romantisme dari tempat-tempat tersebut

Kegiatan Semarak Hardiknas masih akan berlanjut hingga tanggal 27 April 2018 dengan rangkaian acara yang bertemakan pendidikan, budaya, dan penguatan karakter.

Selengkapnya

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button